AKU BUKAN SUPERMAN

Foto saya
Mau pulsa murah? Ofan Cell Jl. Raya Pengasih-Sentolo (utara jembatan Derwolo baru) telp. 087839590463

Sabtu, 12 Desember 2009

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN HIDUP


Yang satu bapak bersama anak, yang satu lagi suami bersama istrinya. Sejak pagi saat aku berangkat meninggalkan rumah untuk mulai beraktivitas jam 7 pagi hingga jam 6 sore mereka berada di devider perempatan lampu merah. Meminta-minta kepada setiap pengguna jalan yang melintas di depannya.
Tidak peduli panas menyentak di ubun-ubun hingga bagi orang kebanyakan akan merasakan terbakar luar biasa. Tetapi tidak dengan mereka. Mereka dengan semangatnya melawan rasa panas, letih berkepanjangan yang mereka rasakan. Pastinya, hampir tidak pernah terbayangkan hasil yang mereka dapatkan bisa mereka gunakan untuk berkaraoke ria di cafe pada malam minggu. Untuk bisa makan sehari-hari dengan sedikit layak, tentu sudah merupakan kebahagiaan tersendiri bagi mereka.
Di usia mereka yang aku perkirakan sudah di atas 50 tahun (kecuali sang anak), mereka masih harus berjuang mempertahankan hidup dengan begitu kerasnya. Melawan segala penghalang yang lebih sering mereka rasakan.
Haruskah seperti itu? Di saat kita menua, tubuh yang semakin rapuh, raga tak sekuat waktu kita muda, haruskah kita kembali membanting tulang mempertahankan sisa hidup kita? Tidak ada pilihan, apapun harus mereka lakukan demi mencukupi kebutuhan hidup di sisa umur mereka.
Mengapa mereka tidak beristirahat? Saat mereka beristirahat, otomatis terhentilah sumber penghasilan mereka. Sekali lagi, tidak ada pilihan. Kejamkah hidup ini? Ya, hidup memang kejam, tetapi masih lebih indah menikmati kejamnya hidup daripada kita berdiam diri pasrah dengan apa yang ada di sekitar kita. Jadi, semangatlah teman... Hidup ini terlampau indah untuk dilewati dengan tanpa perjuangan.

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Jumat, 11 Desember 2009

ENTERPRENEUR KACANGAN

Berawal dari cerita sepupuku yang sedang semangat-semangatnya ekspansi bisnisnya. Maunya sih, karena cintanya pada kekasihnya, diajaklah sang arjuna untuk turut mengembangkan bisnis yang sedang digeluti. Tapi, ternyata sang Arjuna sudah terlanjur "dikompori" temannya yang pernah gagal dalam bisnis sejenis. Mundur perlahanlah sang Arjuna.
Permasalahan sebenarnya bukan pada sang Arjuna, tetapi pada aktor yang telah gagal dalam berbisnis, kemudian menyalahkan bisnisnya. Analogi sederhana yang bisa aku berikan hanya ketika kita membuka warung dengan harapan dapat untung, jangan salahkan warung jika warung bubar jalan karena tidak pernah ditungguin setelah dibuka. Pembeli pun bingung, ke mana harus bertransaksi.
Sekecil apapun bisnis yang kita jalani, pasti membutuhkan perhatian dan keseriusan kita. Tanpa keseriusan, usaha apapun tidak akan menghasilkan. Enterpreneur kacangan, akan selalu mengkambinghtamkan sistem, takdir atau lingkungan. Ini memang paling mudah. Berkaca untuk diri sendiri, apalagi yang sifatnya abstrak, akan susah untuk dilakukan dan cenderung dihindari enterpreneur kacangan. Pesmistis, tidak percaya diri, negative thinking, takut mengambil resiko, gampang menyerah dan lebih menyukai kemapanan semu. Mengapa tidak mencoba melihat mereka yang telah sukses di bisnis tersebut?
Kembali kepada Anda, apakah enterpreneur kacangan merupakan jiwa Anda? Saatnya berubah!!!
(Terima kasih untuk Aprilia Evi Arini, yang telah berbagi cerita)

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Kamis, 10 Desember 2009

TUNG DASEM WARINGIN

Orang yang tidak yakin bahwa akhirnya ia akan kaya,mungkin mau mencoba satu kali lalu menyerah dan akhirnya benar-benar tidak menjadi kaya seperti keyakinannya, ia tidak bisa atau tidak mungkin kaya.

Orang yang mau ACTION untuk menjadi kaya, mungkin akan terwujud mungkin belum. Tapi org yang tidak pernah ACTION sama sekali untuk jadi kaya, pasti tidak akan kaya.

Persembahan untuk Network-ku yang Dahsyat!!!

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Rabu, 09 Desember 2009

Fw: Seberapa seringkah Anda berpikir...

Perihal:Seberapa seringkah Anda berpikir...

Seberapa seringkah Anda berpikir bahwa:
-aku tdk bisa
-aku tdk mampu
-aku tdk bakat
-aku tdk punya waktu
-aku tdk dipercaya org
-aku tdk pandai
-aku tdk cocok menjalankan bisnis
-aku tdk cakap
-aku tdk beruntung
-aku tdk kuat
Semakin sering Anda berpikiran seperti itu,berarti pola pikir negatif masih menguasai Anda. Yang harus Anda lakukan hanya 1 hal, menghilangkan kata TIDAK di pikiran Anda!

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

MARIO TEGUH SUPER NOTE

Anda tidak mungkin memperbarui kualitas hidup Anda tanpa memperbarui sikap Anda
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Selasa, 08 Desember 2009

SUGESTI POSITIF, PERLUKAH?

Belajar Matematika itu susah, angkanya betebaran di mana-mana, bikin pusing...
Pernahkan kita dengar ungkapan seperti itu? Mestinya pernah. Tidak sebatas pada soal Matematika, pada banyak hal kejadian serupa selalu ada. Ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu kadang sudah menghambat logika kita sehingga menutup semua sisi positif yang masuk ke otak kita. Benarkah semua soal matematika susah? Pasti hanya karena sejak kecil kita sudah hampir "antipati" ketika melihat deretan angka dan rumus. Sehingga, segala hal yang berhubungan dengan itu akan kita hindari.
Pernahkan juga kita terkagum-kagum dengan aksi berbahaya ketika seseorang dengan bertelanjang baju berbaring di atas ranjang paku? Atau pernahkah kita teheran-heran melihat seseorang bertelanjang kaki berjalan melintas bara api yang membara? Bisakah kita melakukan semuanya?
Kita akan berpikir seribu kali untuk melakukan hal tesebut. Padahal, materi Fisika waktu kita SMP pun sudah menjawab bahwa siapapun kita pasti bisa melakukan dua "aksi berbahaya" itu. Masalahnya, sugesti negatif sudah membelenggu logika kita, kita tidak mungkin bisa, kita tidak akan mampu, kita akan cedera karenanya dan lain-lain.
Lalu, apa yang dibutuhkan? Sugesti positif! Ini yang akan membuka pola pikir logis kita. Atau, mungkin sebalikya, pola pikir logis kita akan memperkuat sugesti positif sehingga kita bisa mengalahkan ketakutan kita.
Untuk itu, di setiap hal dan aspek, sugesti positif perlu senantiasa kita bangun. Menghilangkan kata TIDAK dari otak kita. Saya bisa, saya mampu, saya kuat, saya berani, dan lain-lain. Tentunya, tindakan nyata menjadi kunci. Bagaimana mungkin kita gembar-gembor bahwa Matematika mudah tetapi kita tidak pernah mencoba mengejakan soal Matematika?
Tetap semangat Sobat. Buktikan Kalian adalah orang hebat! Berikan penghargaan terbesar berupa kabar bahagia untuk orang-orang yang Kalian cintai.
(Aku persembahkan untuk teman-temanku yang akan menghadapi Ujian Akhir dan semua Network-ku yang DAHSYAT!!!)

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Sabtu, 05 Desember 2009

UJIAN NASIONAL DIHAPUS, ASYIK...(?)

Beberapa waktu yang lalu Mahkamah Agung memutuskan pelaksanaan ujian nasional harus dievaluasi. Beberapa berpendapat bahwa ini berarti ujian nasional harus ditiadakan, dan sebagian lagi bentuk evaluasi semacam ujian nasional masih perlu tetapi dengan pembenahan mestinya.
Ketika saya bertemu dengan sebagian pelajar, hampir semua menyambut suka cita "dilarangnya" pelaksanaan ujian nasional. Hampir semua juga "mengutuk" keputusan pemerintah untuk tetap menyelenggarakan ujian nasional 2010.
Terlepas kontroversi itu semua,yang menarik justru sikap pelajar kita yang hampir semua berharap ujian nasional ditiadakan. Bahkan, ada yang terang-terangan mengatakan bahwa pemerintah tidak peka, pemerintah terlalu membebani pelajar dan aneka perkataan alain yang intinya mengecam pemerintah sebagai penggagas dan pelaksana ujian nasional.
Benarkah semua itu karena pelajar kita tidak siap gagal? Kalau ini yang terjadi, saya benar-benar tidak habis pikir. Konsekuensi kita hidup pasti bisa berhasil atau gagal. Kalau kita bisa menikmati kebrhasilan kita, mengapa kita enggan menerima kegagalan?
Pola pikir yang berbeda mestinya akan terlihat dari orang yang sudah pernah merasakan banyak kegagalan, tetapi bisa bangkit dan meraih kesuksesan, misalnya Bapak Jusuf Kalla. Beliau dengan tegas menyatakan ujian nasional perlu diadakan. Maklum, beliau enterpreneur yang sudah merasakan tempaan hidup dari aneka kegagalan. Kalau sekarang beliau sukses, pasti bukan jalan lapang nan mulus meraih kesuksesan tersebut. Artinya, kalau pelajar kita tidak siap menerima tempaan kegagalan, ya siap-siap saja hanya sebagai pelengkap dunia karena sudah "terlanjur hidup". Pepatah bijak berkata, orang sukses bukanlah orang yang tidak pernah gagal, tetapi orang yang bisa bangkit dari setiap kegagalan.
Kembali ke kalian wahai pelajar Indonesia, masih akan berkata "asyik..." Jika unas ditiadakan, atau malah menyikapi dengan belajar lebih ekstra agar terhindar dari kegagalan ujian akhir. Selamat berjuang sobat, ujian akhir bukan sesuatu yang harus ditakuti, tapi lawan! Takhlukkan dia! Dan jadilah pemenang sejati. Selamat berjuang!!!

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Rabu, 02 Desember 2009

PELAJARAN DARI TEMBILAHAN

Namanya Mas Pardi (semoga tidak salah), penjual mi ayam asal Solo yang merantau beberapa tahun yang lalu. Perjuangan untuk mempertahankan hidup dan menafkahi keluarga yang penuh rintangan telah dilalui. Segala duka nestapa akhirnya membawanya sebagai seorang penjual mi ayam.
Sebenarnya bukan pada profesinya, tapi perjuangan yang nyaris tanpa henti memaksaku salut dengannya. Cerita panjang lebarnya nyaris tidak membosankanku,meski sebenarnya cerita klasik. Merantau, jauh dari keluarga, merintis jalan hidup dan akhrnya menemukan pintu rejekinya. Memang masih jauh dari sukses, tapi perubahan yang terjadi apapun kuakui harus membuatku berdecak kagum.
Satu lagi, Mbak Yani. Perempuan cantik setengah baya dari Cilacap ini hampir setali tiga uang dengan Mas Pardi. Bedanya, perjuangannya karena "dendam" dengan suami keduanya yang hampir tidak memberi penghargaan padanya. Perilaku suaminya yang main serong dengan perempuan lain memaksanya untuk menunjukkan bahwa dia bukan perempuan lemah. Profesi sebagai tukang pijat pun dijalaninya sepenuh hati.
Dua pelajaran berharga bagiku. Aku harus merasa lebih beruntung dari keduanya. Aku memang pernah menderita, aku pernah merasa tercampakkan, tapi seingatku aku menerima kenyataan jauh lebih ringan daripada saat mendengar cerita Mas Pardi dan Mbak Yani.
Akhirnya, akupun harus bersyukur bahwa aku jauh lebih bisa menikmati daripada mereka. Mas Pardi, Mbak Yani, terima kasih mau berbagi pengalaman denganku.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!